Becouse of you
Kelly Clarkson
I will not make the same mistake that you did
I will not let my self couse my heart so much missery
I will not break the way you did you fell so hard
I've learn the hard way to never let it get that far
**
Becouse of you
I never stray to far from the side walk
Becouse of you
I learn to play on the safe side so i don't get hurt
Becouse of you
I find it hard to trust not only me but everyone around me
Becouse of you
I am affraid
I loose my way and it's not to long before you point it out
I can not cry becouse I know that weakness in your eyes
I'm force to fake the smile the laugh every day of my life
My heart can't possibly break when it wasn't even whole to start with
Back **
I watch you die
I heard you cry
Every night in your sleep
I was so young
you should have known better than to lean on me
You never tought of anyone else you just saw your pain
And now I cry in the middle of the night for the same damn thing
Lagu ini dibuat Kelly Clarkson saat dia berusia 17 tahun. Usia di mana kehidupan begitu membingungkan dan bahkan kadang menyakitkan dari sudut pandang remaja. Lagu ini membuat saya terhenyak...
Ini ungkapan seorang anak yang mendapatkan pelajaran kehidupan dari orangtuanya, pelajaran bahwa kehidupan ini begitu menakutkan dan begitu banyak resiko yang tidak perlu dia ambil. Pada akhirnya dia menjadi sosok penakut yang tidak berani mengambil resiko dalam hidupnya yang kemudian menangis karena ketakutan-ketakutan sama yang diwariskan orangtuanya...
Aduh.....
Sebagai orangtua dari dua anak yang luar biasa, saya menjadi bertanya-tanya, apakah ini yang saya ungkapkan pada kedua anak saya, secara sadar atau tidak, dari pemikiran, tindakan dan perkataan saya?
Apakah saya mewariskan sebuah pemahaman tentang kehidupan menakutkan yang penuh gejolak dan kengerian hingga sebaiknya kita bersembunyi di bawah sayap kemapaman? Ataukah saya mewariskan sebuah antusiasme kehidupan, pandangan positif kehidupan dan keindahan kemungkinan serta peluang yang diberikan sang Khalik pada umatnya?
Apakah saya sebagai ibunya, mewariskan sebuah kehidupan rumah tangga yang penuh gejolak atau penuh cinta hingga mereka tidak sabar untuk membentuk mahligai indahnya sendiri nanti?
Sering kali atas nama cinta kita menjauhkan mereka dari segala resiko kehidupan. Dengan keyakinan bahwa resiko adalah sesuatu yang harus dihindari, bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemapanan. Tapi apakah itu yang disebut sebagai kebahagiaan? Bila kemapaman itu kemudian membelenggu langkah kita dan memperkecil kemungkinan yang sebenarnya sudah disiapkan secara luar biasa?
Lagu itu pelecut bagi saya untuk mawas diri, karena bila suatu hari nanti anak-anak kami membuat lagu, puisi atau cerita tentang kehidupan, maka yang terekam adalah keindahannya.
Meski saat ini kehidupan mengerikan, tapi apabila itu tetap ditanamkan pada anak kita maka kita hanya melanggengkannya.
Saya meyakini bahwa dengan mengajarkan menyebar kebaikan kepada sesama manusia,
mencoba melihat sisi positif dari semua kejadian dan tersenyum kapan pun dan pada siapa pun, maka keindahan yang sebenarnya kita dambakan dan mulai pudar akibat himpitan ekonomi akan terwujud.
Anak tak peduli dengan tidak adanya uang, mereka selalu tersenyum selama ibu dan bapaknya tetap tersenyum tapi bila kita cabut senyum itu dan beri mereka fakta-fakta pahit kehidupan, maka kita akan membesarkan sebah generasi pesimis, sarkatis dan selalu memandang negatif seperti sosok yang digambarkan Kelly Clarkson ini.
Maka anak-anakku, ingatkan ibumu untuk terus menggambarkan betapa indahnya dunia yang diciptakan Allah SWT untuk manusia ini, ingatkan ibumu untuk terus memandang keindahan itu dari kaca mata kepolosan dan kebeningan jiwamu, ingatkan juga ibumu untuk terus memupuk cinta dalam keluarga kita agar gambar yang tercetak dibenakmu adalah kebahagiaan dan keindahan.
Kamis, 15 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar