oleh : Raka Ibrahim Anshafarie
Apa Itu Gula?
• Menurut Encarta, gula adalah frasa yang diberikan pada semua senyawa kimia yang dengan mudah dilarutkan dalam air, tanpa warna, tidak berbau, biasanya dapat dikristalisasikan. Semua monosaccharida, disaccharida, dan trisaccharida dapat disebut gula.
• Gula bisa yang terbuat dari cara selain produksi gula manusia adalah gula yang terhasil dalam proses fotosintesis, dan gula yang ditemukan dalam banyak jaringan tubuh hewan.
• Gula sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena gula dapat diubah menjadi energi didalam tubuh. Bagi manusia, makanan seperti kentang, nasi, dll merupakan makanan yang dapat dijadikan sumber gula karena kandungan karbohidratnya. Cukup gula dapat menyehatkan dan memberi energi, tapi terlalu banyak gula dapat menimbulkan penyakit seperti obesitas dan diabetes.
• Monosaccharida adalah jenis gula tersimpel yang tidak bisa disimpelkan lagi. Contoh gula jenis ini adalah glukosa dan fruktosa. Disaccharida adalah gabungan dari dua unit monosaccharida, dan trisaccharida merupakan gabungan dari tiga unit monosaccharida.
• Ada dua jenis gula yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu gula pasir (gula kristal) dan gula merah.
• Gula kristal bisa dibuat dari dua sumber, yaitu batang tebu dan sugar beet. Gula lebih banyak diproduksi oleh negara-negara beriklim hangat seperti Brazil, Australia, dan Thailand. Negara-negara Karibia, Amerika Latin, dan negara-negara Asia Timur merupakan penghasil gula terbesar. Tapi, gula bit diproduksi di daerah beriklim sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang Utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat.
• Gula pasir yang biasa kita makan sehari-hari disebut sukrosa.
Unsur Kimia Beberapa Jenis Gula
Gula yang paling umum dan paling sering digunakan, yaitu sukrosa, memiliki rumus kimia C12 H22 O11 dan merupakan sebuah jenis disaccharida. Rumus tersebut juga dimiliki oleh gula disaccharida lain seperti maltosa dan laktosa. Ribosa, sebuah gula monosakarida yang merupakan kandungan daru nuklei sel semua hewan mengandung 5 atom karbon dalam molekulnya sehinga disebut pentoses. Jenis gula lain, seperti trioses (gula tiga atom karbon), tetroses (empat karbon), heptoses (tujuh karbon), oktoses (delapan karbon), dan nonoses (sembilan karbon) juga ditemukan di alam. Tapi, gula terumum adalah gula hexosa, yang dicirikan dengan adanya 6 atom molekul dan rumus empiris C6 H12 O6. Contoh gula ini adalah glukosa, frutkosa, dan galaktosa. Gula-gula disaccharida apabila ditagani dengan asam atau enzim, berkombinasi dengan satu molekul air dan pecah menjadi dua molekul gula hexose monosaccharida. Maltosa pecah menjadi dua molekul glukosa, laktosa pecah menjadi satu glukosa dan satu galaktosa, dan sukrosa menjadi satu frutkosa dan satu glukosa. Kebanyakan gula-gula penting, dengan perkecualian sukrosa, mereduksi cupric oksida dalam sebuah larutan alkaline menjadi cuprous oksida. Reaksi ini digunakan dalam pengetesan kualitas gula dalam urine atau darah. Dalam tes kuantitas gula dalam darah, tes ini penting bagi diagnosis dan pengendalian diabetes.
Sejarah Gula
Gula tebu pada awalnya dikenal oleh orang Polinesia sebelum menyebar ke India. Gula kemudian makin menyebar luas ketika penaklukkan India oleh Darius dari Persia pada 510 SM. Tapi, penemuan itu dirahasiakan dan dijaga ketat oleh Persia sampai invasi Arab pada 642 masehi. Orang-orang Arab menemukan tebu yang sedang tumbuh dan mempelajari pembuatan gula. Mereka kemudian mendirikan pengolahan gula di daerah-daerah kekuasaan lain mereka seperti Afrika Utara dan Spanyol. Perang Salib pada abad 11 menjadi perkenalan pertama orang Eropa dengan tebu. Gula pertama tercatat di Inggris pada 1099. Pada abad-abad berikutnya, perdagangan antara Barat-Timur memasuki masa keemasan, dan gula termasuk barang yang diimpor. Namun, di Eropa gula saat itu termasuk barang mahal. Pada 1319, di Inggris harga gula per poundnya mencapai 2 shilling. 2 shilling kala itu sama dengan rata-rata gaji buruh selama beberapa bulan. Oleh karena itulah, gula disebut “emas putih”. Pada 1498, Columbus membawa gula menuju kepulauan Karibia, dan terbukti bahwa iklim disitu cocok untuk penanaman gula. Negara-negarapun berebut Karibia, dan kemudian didirikan industri besar. Budak-budak dari Afrika dan India dibawa untuk bekerja disitu, dan akhirnya daerah-daerah beriklim sejenis dengan Karibia seperti Kepulauan Pasifik, Filipina, dan Indonesia ditaklukkan demi memenuhi kebutuhan gula Eropa dan lokal. Menyadari banyaknya keuntungan yang bisa didapat dari gula, pemerintah-pemerintah menetapkan pajak tinggi untuk gula hingga abad 19, saat pajak gula dipangkas atau dihilangkan, membuat gula makin terjangkau bagi rakyat jelata.
Bagaimana Gula Pasir Dibuat?
Pertama, batang tebu dipetik dan dibuang daunnya. Lalu, di pabrik batang itu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya. Sisa-sisanya yang disebut bagasse setelah dikeringkan dapat digunakan sebagai bahan bakar. Kemudian, cairan itu ditambahkan kalsium oksida untuk menghilangkan ketidakmurnian. Campuran itu lalu dijernihkan dengan belerang oksida. Campuran bening itu kemudian dievaporasi di sebuah ruang hampa sebagian dan dipanaskan sampai menjadi sirup kental yang mengandung kristal gula. Campuran ini disebut massecuite. Massecuite ini dimasukkan pada mesin sentrifugal untuk dipisahkan antara kristal dan sirupnya yang disebut molasses. Setelah diproses di mesin sentrifugal, gula disemprot air untuk membersihkan molasses yang tersisa, dan kemudian dibawa ke kilang. Molasses yang tersisa mungkin akan diproses lagi untuk mengkristalisasi kandungan sukrosanya yang kaya. Selain itu, molasses juga bisa dipakai dalam pembuatan ethyl alkohol dan rum. Molasses juga digunakan sebagai sirup rumah dan perasa makanan, makanan bagi ternak, dan juga digunakan dalam beberapa pembuatan tembakau olah.
Bagaimana Gula Merah Dibuat?
Menurut Wikipedia, istilah gula merah diasosiasikan dengan semua jenis gula yang terbuat dari nira, yang merupakan cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon berkeluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Untuk membuat gula merah, pertama bunga (mayang) pohon palma yang belum mekar diikat erat-erat untuk menghentikan suplai cairan gula yang seharusnya digunakan untuk pemekaran bunga. Cairan itu lama-lama menumpuk, dan bungapun membengkak. Setelah pembengkakan berhenti, bunga diiris tipis-tipis untuk diambil cairan gulanya. Proses ini biasanya dilakukan secara bertahap dengan jumlah tahap yang lazimnya adalah 2-3 kali. Cairan gula ditampung dengan timba yang dibuat dari daun pohon palma itu sendiri. Setelah semua cairan terkumpul, cairan gula itu dipanaskan sampai kental. Setelah kental, gula itu dituang ke cetakan dan siap dijual ke pasaran. Gula merah biasa digunakan sebagai bahan baku kecap manis dan sebagai bumbu dalam beberapa masakan.
Bagaimanakah Proses Pembuatan Gula Bit?
Pertama-tama, dedaunan dan bagian atas sugar beet disingkirkan dan digunakan untuk makanan ternak. Akarnya dipotong-potong menjadi cossette dan gulanya diekstraksi dengan air panas dalam sebuah diffuse. Larutan kalsium oksida dan karbon dioksida kemudian ditambahkan pada cairan gula itu. Setelahnya, proses pengolahan sama saja dengan gula tebu biasa. Gula dari sugar beet sebenarnya identik bentuknya dari gula tebu. Tapi, molasses dari gula bit tidak dapat digunakan sebagai makanan sehari-hari karena kesulitan dalam pemurnian. Meskipun begitu, molasses dari gula bit dapat digunakan untuk makanan hewan ternak.
Produk Apa sajakah Yang Bisa Dihasilkan Dari Gula?
Menurut Encarta, gula bukan hanya termasuk bahan dari makanan hasil industri dan rumahan, tapi juga merupakan bahan mentah yang dari hasil fermentasinya memproduksi ethyl alcohol, butyl alcohol, gliserin, asam sitrat, dan asam levulinic. Dalam beberapa jenis sabun transparan, gula termasuk salah satu bahan yang terkandung didalam sabun itu. Gula juga dapat diubah menjadi esters dan ethers, yang termasuk hasil resins (damar) yang liat, tidak dapat dilarutkan dalam air, dan tidak dapat dipompa. Contoh makanan yang terbuat dari atau mengandung gula adalah cokelat, dimana gula atau susu dicampur dalam beberapa jenis cokelat untuk mereduksi rasa pahitnya serta didalam berbagai jenis permen dimana gula diolah menjadi permen yang memiliki bermacam-macam bentuk. Sesekali, permen ini dicampur bahan lainnya, seperti misalnya pewarna atau esens.
Kamis, 15 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar